Beranda | Artikel
Kewajiban Shalat Jamaah Di Masjid
Senin, 23 Mei 2016

KEWAJIBAN SHALAT JAMAAH DI MASJID

Pertanyaan.
Adakah dalil yang menyatakan bahwa pria wajib melaksanakan Shalat wajib berjamaah di Masjid sementara Shalat wajib di rumah tidak sah? Wassalâmu`alaikum.

Jawaban.
Perlu diketahui para Ulama sepakat bahwa menegakkan shalat lima waktu di masjid termasuk ibadah teragung. Namun mereka masih berselisih pendapat dalam kewajiban shalat wajib di masjid. Di antara pendapat tersebut ada pendapat yang mewajibkan lelaki melaksanakan shalat wajib berjamaah di Masjid dan tidak sah shalat tanpa berjamaah di Masjid kecuali ada udzur. Pendapat ini adalah pendapat sejumlah Ulama di antaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam salah satu pendapat beliau, Ibnu al-Qayyim t dan ini pendapat madzhab zhahiriyah dan dirâjihkan oleh Ibnu Hazm.

Di antara dalil-dalil mereka adalah:
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ فَلاَ صَلاَةَ لَهُ إِلاَّ مِنْ عُذْرٍ

Siapa yang mendengar adzan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya kecuali ada udzur. [HR Abu Dâwud dan Ibnu Mâjah. Hadits ini dinilai shahîh oleh Syaikh al-Albâni dalam Misykatul-Mashâbih 1077 dan irwâ’ al-ghalîl no. 551]

Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan dalam shahîh al-Bukhâri, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْطَبَ ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ

Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya. Sungguh aku ingin memerintahkan untuk mengumpulkan kayu bakar lalu terkumpul, kemudian memerintahkan untuk shalat dan diadzankan. Kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami shalat, lalu aku pergi melihat orang-orang dan membakar rumah-rumah mereka. [HR al-Bukhâri].

Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan dalam shahîh Muslim:

أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ أَعْمَى فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِيْ قَائِدٌ يَقُودُنِيْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّيَ فِي بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلاَةِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَأَجِبْ

Seorang lelaki buta menjumpai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh aku tidak memiliki seorang penuntun yang menuntunku berjalan ke masjid. Lalu ia memohon kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar diberikan keringanan sehingga boleh shalat di rumahnya. Lalu beliau membolehkannya. Ketika orang tersebut berpaling pergi, beliau memanggilnya dan bertanya: “Apakah kamu mendengar adzan shalat?” Ia menjawab: “Ya”. Beliau pun menyatakan: “Maka datangilah!” .

Pendapat yang râjih dalam masalah ini adalah wajibnya shalat berjamaah di Masjid, namun bukan syarat sah shalat tersebut.

Wallahu a’lam

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XIII/1430H/2009M . Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/4941-kewajiban-shalat-jamaah-di-masjid.html